77 Pohon Iman

Macam-macam Syu'abul Iman

Para ahli hadits menjelaskan dan merangkum 77 syu'abul iman menjadi 3 kategori atau golongan, yakni syu'abul iman berdasarkan niat atau hati, syu'abul iman berdasarkan perkataan, dan syu'abul iman berdasarkan perbuatan.

Berikut adalah penjelasan dari jenis-jenis syu'abul iman:

Syu'abul Iman Berdasarkan Hati

Pusat dari keyakinan seseorang adalah hati. Orang yang beriman adalah orang yang hati, ucapan, dan tindakannya sama. Bisa disimpulkan bahwa orang yang beriman berperilaku jujur serta memiliki prinsip dan pandangan yang teguh.

Jadi, yang dimaksudkan dengan iman yang sejati adalah iman dengan keyakinan penuh yang terpatri dalam hati, tanpa ada keraguan setitik pun.

Pengelompokan jenis syu'abul iman yang termasuk dalam golongan niat atau hati terdiri dari 30 hal sebagai berikut.

1. Iman kepada Allah SWT.2. Iman kepada malaikat Allah SWT.3. Iman kepada kitab-kitab Allah SWT.4. Iman kepada rasul-rasul Allah SWT.5. Iman kepada takdir baik dan takdir buruk Allah SWT.6. Iman kepada hari akhir.7. Iman kepada kebangkitan setelah kematian.8. Iman bahwa manusia akan dikumpulkan di Yaumul Mahsyar setelah hari kebangkitan.9. Iman bahwa orang mukmin akan tinggal di surga, dan orang kafir akan tinggal di neraka.10. Mencintai Allah SWT.11. Mencintai dan membenci karena Allah SWT.12. Mencintai Rasulullah SAW dan yang memuliakannya.13. Ikhlas, tidak riya dan menjauhi sifat munafik.14. Bertobat, menyesal, dan janji tidak akan mengulang suatu perbuatan dosa.15. Takut kepada Allah SWT.16. Selalu mengharapkan rahmat Allah SWT.17. Tidak berputus asa dari rahmat Allah SWT.18. Syukur nikmat.19. Menunaikan amanah.20. Sabar.21. Tawadlu dan menghormati yang lebih tua.22. Kasih sayang termasuk mencintai anak-anak kecil.23. Rida dengan takdir Allah SWT.24. Tawakkal.25. Meninggalkan sifat takabur dan menyombongkan diri.26. Tidak dengki dan iri hati.27. Rasa malu.28. Tidak mudah marah.29. Tidak menipu, tidak suudzon dan tidak merencanakan keburukan pada siapapun.30. Menanggalkan kecintaan kepada dunia, termasuk cinta harta dan jabatan.

Syu'abul Iman Berdasarkan Perbuatan

Iman adalah hal yang abstrak dan sulit diukir. Seseorang bisa mengatakan dirinya beriman tetapi perbuatannya mengingkari apa yang ia katakan.

Iman juga bukan sebatas pengetahuan tentang makna dan hakikat iman itu sendiri. Ada orang yang memahami hakikat iman, tetapi mengingkarinya.

Oleh karena itu, dalam syu'abul iman, terdapat 40 cabang iman yang mencerminkan konkritnya iman seseorang melalui perbuatannya. 40 syu'abul iman berdasarkan perbuatan itu adalah sebagai berikut.

1. Bersuci atau thaharah termasuk di dalamnya kesucian badan, pakaian, dan tempat tinggal.2. Menegakkan salat baik salat fardu, salat sunah maupun mengqadla salat.3. Bersedekah kepada fakir miskin dan anak yatim, membayar zakat fitrah dan zakat mal, memuliakan tamu, serta membebaskan budak.4. Menjalankan puasa wajib dan sunah.5. Melaksanakan haji bagi yang mampu.6. Beriktikaf di dalam masjid, termasuk di antaranya adalah mencari lailatul qadar.7. Menjaga agama dan bersedia meninggalkan rumah untuk berhijrah beberapa waktu tertentu.8. Menyempurnakan dan menunaikan nazar.9. Menyempurnakan dan menunaikan sumpah.10. Menyempurnakan dan menunaikan kafarat.11. Menutup aurat ketika sedang salat maupun ketika tidak salat.12. Melaksanakan kurban.13. Mengurus perawatan jenazah.14. Menunaikan dan membayar utang.15. Meluruskan muamalah dan menghindari riba.16. Menjadi saksi yang adil dan tidak menutupi kebenaran.17. Menikah untuk menghindarkan diri dari perbuatan keji dan haram.18. Menunaikan hak keluarga, sanak kerabat, serta hamba.19. Berbakti dan menunaikan hak orang tua.20. Mendidik anak-anak dengan pola asuh dan pola didik yang baik.21. Menjalin silaturahmi.22. Taat dan patuh kepada orang tua atau yang dituakan dalam agama.23. Menegakkan pemerintahan yang adil.24. Mendukung seseorang yang bergerak dalam kebenaran.25. Menaati hakim (pemerintah) dengan catatan tidak melanggar syariat.26. Memperbaiki hubungan muamalah dengan sesama.27. Menolong orang lain dalam kebaikan.28. Amar ma'ruf nahi munkar.29. Menegakkan hukum Islam.30. Berjihad mempertahankan wilayah perbatasan.31. Menunaikan amanah termasuk mengeluarkan 1/5 harta rampasan perang.32. Memberi dan membayar utang.33. Memberikan hak-hak tetangga dan memuliakannya.34. Mencari harta dengan cara yang halal.35. Menyedekahkan harta, termasuk juga menghindari sifat boros dan kikir.36. Memberi dan menjawab salam.37. Mendoakan orang yang bersin.38. Menghindari perbuatan yang merugikan dan menyusahkan orang lain.39. Menghindari permainan dan senda gurau.40. Menyingkirkan benda-benda yang mengganggu di jalan.

Demikianlah 77 syu'abul iman yang terbagi menjadi 30 cabang iman berdasarkan hati, 7 cabang iman berdasarkan perkataan, dan 40 cabang iman berdasarkan perbuatan.

Jika seseorang mampu mengamalkan 77 syu'abul iman tersebut, niscaya ia akan merasakan nikmatnya mengimplementasikan hakikat iman dalam kehidupan. Amin.

Dokumen tersebut membahas 77 cabang iman menurut Imam Al-Baihaqi. Cabang-cabang iman tersebut meliputi iman kepada Allah SWT, para rasul, malaikat, kitab-kitab suci, hari akhir, dan amal saleh seperti shalat, zakat, puasa, haji, dan lainnya.

IMAN memiliki cabang yang sangat banyak, hal ini menunjukkan bahwa kata-kata IMAN jika disebutkan secara mutlak -tanpa dikaitkan dengan kata Islam- mencakup agama secara keseluruhan. Nabi Shollallahu ‘alaihi wasallam telah menjelaskan cabang-cabang IMAN tersebut baik secara global ataupun secara rinci.

Berkaitan dengan penjelasan Nabi Shollallahu ‘alaihi wasallam tentang IMAN secara global, hal ini terdapat dalam hadits Abu Hurairah Radhiallohu ‘Anhu, beliau berkata; Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

ﺍﻹﻳﻤﺎﻥ ﺑﻀﻊ ﻭﺳﺒﻌﻮﻥ ﺷﻌﺒﺔ، ﻭﺍﻟﺤﻴﺎﺀ ﺷﻌﺒﺔ ﻣﻦ ﺍﻹﻳﻤﺎﻥ

IMAN itu ada lebih dari tujuh puluh cabang, dan MALU merupakan salah satu cabang dari IMAN

Dalam riwayat yang lain :

ﺍﻹﻳﻤﺎﻥ ﺑﻀﻊ ﻭﺳﺒﻌﻮﻥ، ﺃﻭ ﺑﻀﻊ ﻭﺳﺘّﻮﻥ ﺷﻌﺒﺔ، ﻓﺄﻓﻀﻠﻬﺎ ﻗﻮﻝ ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ ﺍﻟﻠﻪ، ﻭﺃﺩﻧﺎﻫﺎ ﺇﻣﺎﻃﺔ ﺍﻷﺫﻯ ﻋﻦ ﺍﻟﻄﺮﻳﻖ، ﻭﺍﻟﺤﻴﺎﺀ ﺷﻌﺒﺔ ﻣﻦ ﺍﻹﻳﻤﺎﻥ

IMAN itu ada lebih dari tujuh puluh atau enam puluh cabang, tingkatan cabang terafdhol -tertinggi- adalah ucapan LA ILAHA ILLALLOH, tingkatan cabang yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan di jalan, dan MALU merupakan salah satu cabang dari IMAN [Muttafaqun ‘alaih]

Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda, “Iman itu memiliki tujuh puluh cabang (riwayat lain tujuh puluh tujuh cabang) dan yang paling utama ialah Laa ilaaha illa Allah, dan yang terendah ialah mebuang duri dari jalan. Dan malu juga merupakan salah satu cabang iman.” (Ashhabus Sittah).

Banyak ahli hadits yang menulis risalah mengenai cabang iman di antaranya ialah : Abu Abdillah Halimi rah a dalam Fawaidul Minhaj, Imam Baihaqi rah a dalam Syu’bul Iman, Syaikh Abdul Jalil rah a dalam Syu’bul Iman, Ishaq bin Qurthubi rah a dalam An Nashaih, dan Imam Abu Hatim rah a dalam Washful Iman wa Syu’buhu.

Para pensyarah kitab Bukhari rah a menjelaskan serta mengumpulkan ringkasan masalah ini dalam kitab-kitab tersebut. Walhasil pada hakikatnya iman yang sempurna itu mempunyai 3 (tiga) bagian :

1. Tashdiq bil Qalbi, yaitu meyakini dengan hati,

2. Iqrar bil Lisan, mengucapkan dengan lisan, dan

3. Amal bil Arkan, mengamalkan dengan anggota badan.

Cabang iman terbagi lagi menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu yang berhubungan dengan :

1) Niat, aqidah, dan amalan hati;

3) Seluruh anggota tubuh.

▪Yang Berhubungan dengan Niat, Aqidah, dan Hati

1) Beriman kepada Allah, kepada Dzat-Nya, dan segala sifat-Nya, meyakini bahwa Allah adalah Maha Suci, Esa, dan tiada bandingan serta perumpamaannya.

2) Selain Allah semuanya adalah ciptaan-Nya. Dialah yang Esa.

3) Beriman kepada para malaikat.

4) Beriman kepada kitab-kitab yang diturunkan Allah kepada para Rasul-Nya.

5) Beriman kepada para Rasul.

6) Beriman kepada takdir yang baik maupun buruk, bahwa semua itu dating dari Allah.

7) Beriman kepada hari Kiamat, termasuk siksa dan pertanyaan di dalam kubur, kehidupan setelah mati, hisab, penimbangan amal, dan menyeberangi shirat.

8) Meyakini akan adanya Syurga dan Insya Allah semua mukmin akan memasukinya.

9) Meyakini neraka dan siksanya yang sangat pedih untuk selamanya.

11) Mencintai karena Allah dan membenci karena Allah termasuk mencintai para sahabat, khususnya Muhajirin dan Anshar, juga keluarga Nabi Muhammad saw dan keturunannya.

12) Mencintai Rasulullah saw, termasuk siapa saja yang memuliakan beliau, bershalawat atasnya, dan mengikuti sunnahnya.

13) Ikhlash, tidak riya dalam beramal dan menjauhi nifaq.

14) Bertaubat, menyesali dosa-dosanya dalam hati disertai janji tidak akan mengulanginya lagi.

15) Takut kepada Allah.

16) Selalu mengharap Rahmat Allah.

17) Tidak berputus asa dari Rahmat Allah.

19) Menunaikan amanah.

21) Tawadhu dan menghormati yang lebih tua.

22) Kasih saying, termasuk mencintai anak-anak kecil.

23) Menerima dan ridha dengan apa yang telah ditakdirkan.

25) Meninggalkan sifat takabbur dan membanggakan diri, termasuk menundukkan hawa nafsu.

26) Tidak dengki dan iri hati.

28) Tidak menjadi pemarah.

29) Tidak menipu, termasuk tidak berburuk sangka dan tidak merencanakan keburukan atau maker kepada siapapun.

30) Mengeluarkan segala cinta dunia dari hati, termasuk cinta harta dan pangkat.

▪Yang Berhubungan dengan Lidah

31) Membaca kalimat Thayyibah.

32) Membaca Al Quran yang suci.

34) Mengajarkan ilmu.

36) Dzikrullah, termasuk istighfar.

37) Menghindari bicara sia-sia.

▪Yang berhubungan dengan Anggota Tubuh

38) Bersuci. Termasuk kesucian badan, pakaian, dan tempat tinggal.

39) Menjaga shalat. Termasuk shalat fardhu, sunnah, dan qadha’.

40) Bersedekah. Termasuk zakat fitrah, zakat harta, member makan, memuliakan tamu, serta membebaskan hamba sahaya.

41) Berpuasa, wajib maupun sunnah.

42) Haji, fardhu maupun sunnah.

43) Beriktikaf, termasuk mencari lailatul qadar di dalamnya.

44) Menjaga agama dan meninggalkan rumah untuk berhijrah sementara waktu.

45) Menyempurnakan nazar.

46) Menyempurnakan sumpah.

47) Menyempurnakan kifarah.

48) Menutup aurat ketika shalat dan di luar shalat.

49) Berkorban hewan, termasuk memperhatikan hewan korban yang akan disembelih dan menjaganya dengan baik.

50) Mengurus jenazah.

51) Menunaikan utang.

52) Meluruskan mu’amalah dan meninggalkan riba.

53) Bersaksi benar dan jujur, tidak menutupi kebenaran.

54) Menikah untuk menghindari perbuatan keji dan haram.

55) Menunaikan hak keluarga dan sanak kerabat, serta menunaikan hak hamba sahaya.

56) Berbakti dan menunaikan hak orang tua.

57) Mendidikan anak-anak dengan tarbiyah yang baik.

58) Menjaga silaturrahmi.

59) Taat kepada orang tua atau yang dituakan dalam agama.

60) Menegakkan pemerintahan yang adil

61) Mendukung jemaah yang bergerak di dalam kebenaran.

62) Mentaati hakim (pemerintah) dengan syarat tidak melanggar syariat.

63) Memperbaiki mu’amalah dengan sesama.

64) Membantu orang lain dalam kebaikan.

65) Amar makruh Nahi Mungkar.

66) Menegakkan hukum Islam.

67) Berjihad, termasuk menjaga perbatasan.

68) Menunaikan amanah, termasuk mengeluarkan 1/5 harta rampasan perang.

69) Memberi dan membayar utang.

70) Memberikan hak tetangga dan memuliakannya.

71) Mencari harta dengan cara yang halal.

72) Menyumbangkan harta pada tempatnya, termasuk menghindari sifat boros dan kikir.

73) Memberi dan menjawab salam.

74) Mendoakan orang yang bersin.

75) Menghindari perbuatan yang merugikan dan menyusahkan orang lain.

76) Menghindari permainan dan senda gurau.

77) Menjauhkan benda-benda yang mengganggu di jalan.

%PDF-1.5 %µµµµ 1 0 obj <>>> endobj 2 0 obj <> endobj 3 0 obj <>/ExtGState<>/ProcSet[/PDF/Text/ImageB/ImageC/ImageI] >>/MediaBox[ 0 0 419.52 595.32] /Contents 4 0 R/Group<>/Tabs/S/StructParents 0>> endobj 4 0 obj <> stream xœ¥V[SÛ8~ÏLþƒÞÖÞY+ºZr‡ñL.ÐÒ.-mÂìíƒBÈ–8à„éðï÷É6vH;K°%�˧sÑ`Xl—7ÙÕ– †Ûmvu;¿&—ƒÙúþÇ`öt?œg‹ežm—ë

Pengertian Syu'abul Iman

Syu'abul iman dikenal juga sebagai cabang iman. Syu'abul iman merupakan amalan atau perbuatan yang harus dilakukan oleh seseorang yang mengakui dirinya beriman.

Jumlah keseluruhan dalam sayu'abul iman adalah 77 cabang. Bila 77 cabang itu dilaksanakan sepenuhnya, maka sempurnalah imannya. Apabila ada yang ditinggalkan, maka berkuranglah kesempurnaan imannya.

77 syu'abul iman ini sesuai dengan yang disabdakan Rasulullah Muhammad SAW. Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : الْإِيمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ، أَوْ بِضْعٌ وَسِتُّونَ شُعْبَةً، فَأَفْضَلُهَا قَوْلُ : لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ الْأَذَى عَنِ الطَّرِيقِ، وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ الْإِيمَانِ

Artinya: "Iman itu 77 (tujuh puluh tujuh) lebih cabangnya, yang paling utama adalah mengucapkan laa ilaha illallah, dan yang paling kurang adalah menyingkirkan apa yang akan menghalangi orang di jalan, dan malu itu salah satu dari cabang iman." (HR Muslim)

Dokumen tersebut membahas tentang cabang-cabang iman yang terbagi menjadi tiga kategori yaitu perbuatan hati, perbuatan lisan, dan perbuatan jasmani. Perbuatan hati memiliki 24 cabang, perbuatan lisan 7 cabang, dan perbuatan jasmani 38 cabang sehingga total cabang-cabang iman adalah 69 cabang."

Aplikasi Android ini adalah Syarah 77 Cabang Iman - Imam Al-Baihaqi. Dalam format Pdf.Penulis : Imam Abu Ja'far Umar Al-QazwiniRasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Iman itu mempunyai tujuh puluh lebih cabang. Yang paling tinggi adalah ucapan laa ilaaha illallah, yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan, dan malu adalah bagian dari iman." (Diriwayatkan Al-Bukhari)Apa saja yang masuk 77 cabang iman? Dalil-dalil Al-Qur'an dan As-Sunnah yang mana yang dijadikan patokan para ulama dalam menentukan suatu perkara termasuk cabang iman?? Bagaimana suatu perkara lebih diprioritaskan dari yang lain dalam menentukan urutan cabang iman? Di mana letak perintah dan larangan dalam urutan cabang iman? Imam Al-Baihaqi rahimahullah adalah seorang ahli hadits yang telah berupaya menjawab semua pertanyaan di atas dalam buku ini.Mudah-mudahan Aplikasi ini dapat bermanfaat dan menjadi teman setia dalam proses belajar disetiap waktu tanpa harus online.Mohon berikan Ulasan bintang 5 untuk memberi rasa semangat pada kami dalam membuat dan mengembangkan aplikasi-aplikasi bermanfaat lainnya.Terima kasih.Selamat membaca.Disclaimer :Semua konten dalam aplikasi ini bukan merek dagang kami. Kami hanya mendapatkan konten dari mesin pencari dan situs web. Hak cipta dari semua konten dalam aplikasi ini sepenuhnya dimiliki oleh pencipta yang bersangkutan. Kami bertujuan untuk berbagi ilmu dan memudahkan belajar bagi pembaca dengan aplikasi ini, jadi tidak ada fitur download dalam aplikasi ini. Jika Anda adalah pemegang hak cipta dari file konten yang terdapat dalam aplikasi ini dan tidak suka konten Anda ditampilkan, silakan hubungi kami melalui pengembang email dan beri tahu kami tentang status kepemilikan Anda pada konten tersebut.

Published November 1, 2017

Ứng dụng Android này là lời giải thích về Syarah 77 nhánh đức tin của Syu'abul Iman Al-Baihaqi. Ở định dạng Pdf.Nhiều lá thư đã được gửi đến kể từ Wasith và Baghdad hỏi Shaykh Muhammad bin Al-Qasim bin Abi Al-Badar bin Al-Mulhi Al-Mizzi về việc có bao nhiêu nhánh của đức tin?Như Al-Bukhari và người bạn Hồi giáo Abu Huralrah Radhiyallahu Anhu thuật lại, Nhà tiên tri sallallaahu alaihi wa Sallam đã nói:"Đức tin có hơn sáu mươi, hoặc bảy mươi nhánh nữa. Cao nhất hoặc quan trọng nhất theo các lời kể khác nhau là câu nói 'không có thần nào ngoài Allah', thấp nhất là loại bỏ chướng ngại vật trên con đường, và xấu hổ là một phần của đức tin."Vì kiến ​​thức rất rộng nên Shaykh thực sự muốn đề cập chi tiết nhưng lại hoãn lại câu trả lời vì có một số trở ngại.Sau một thời gian và ngày càng nhiều câu hỏi, tôi trình bày cuốn sách Syu'abul Iman của Imam Al-Hafizh Al-Faqih Abu Bakar Ahmad bin Al-Husain Al-Baihaqi, tổng cộng sáu tập, để tôi trích dẫn chính xác như trong bản gốc. Chủ đề này được tìm thấy trong nhiều tập khác nhau, anh ấy không đưa nó vào tập đầu tiên hoặc trong phần mở đầu. Anh ấy quan tâm nhiều hơn đến việc trình bày chi tiết sharah của mình, vốn nằm rải rác trong tất cả các tập của cuốn sách.Hy vọng nội dung vật chất của ứng dụng này có thể hữu ích cho việc tự xem xét nội tâm và cải thiện tốt hơn trong cuộc sống hàng ngày.Vui lòng cung cấp các đánh giá và ý kiến ​​đóng góp cho sự phát triển của ứng dụng này, đánh giá 5 sao để khuyến khích chúng tôi phát triển các ứng dụng hữu ích khác.Chúc bạn đọc vui vẻ.Tuyên bố từ chối trách nhiệm:Tất cả nội dung trong ứng dụng này không phải là nhãn hiệu của chúng tôi. Chúng tôi chỉ nhận được nội dung từ các công cụ tìm kiếm và trang web. Bản quyền của tất cả nội dung trong ứng dụng này hoàn toàn thuộc sở hữu của người sáng tạo có liên quan. Chúng tôi mong muốn chia sẻ kiến ​​thức và giúp người đọc dễ dàng học tập hơn với ứng dụng này, vì vậy ứng dụng này không có tính năng tải xuống. Nếu bạn là người giữ bản quyền của các tệp nội dung có trong ứng dụng này và không thích nội dung của bạn được hiển thị, vui lòng liên hệ với chúng tôi qua nhà phát triển email và cho chúng tôi biết về trạng thái quyền sở hữu của bạn đối với nội dung đó.

Lần cập nhật gần đây nhất

Pada dasarnya, manusia lahir dengan keyakinan akan adanya suatu entitas yang maha kuasa. Keyakinan ini dalam istilah agama disebut iman.

Dikutip dari buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMA/SMK Kelas X Kemdikbud oleh Ahmad Taufik dan Nurwastuti Setyowati, menurut bahasa definisi iman adalah kepercayaan, keyakinan, ketetapan, atau keteguhan hati.

Pilar-pilar keimanan terdiri dari enam perkara yang disebut rukun iman dalam Islam, yaitu:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Iman kepada Allah SWT.2. Meyakini adanya rasul-rasul utusan Allah SWT.3. Mengimani keberadaan malaikat-malaikat Allah SWT.4. Meyakini dan mengamalkan ajaran-ajaran suci dalam kitab-kitab-Nya.5. Meyakini akan datangnya hari akhir.6. Mempercayai qada dan qadar Allah SWT.

Keenam rukun iman ini wajib dimiliki semua umat Muslim. Sebab tanpa mempercayai salah satunya, maka gugurlah iman tersebut. Iman yang terdi dari enam pilar tersebut memiliki beberapa bagian (unsur) dan perilaku, yang bisa menambah amal manusia jika dilakukan semuanya. Sebaliknya, dapat mengurangi amal manusia jika ditinggalkan.

Syu'abul Iman Berdasarkan Perkataan

Umat Muslim diajarkan untuk menjaga lisan atau perkataan mereka, agar perkataan senantiasa digunakan untuk sesuatu yang baik dan tidak bertentangan dengan kehendak Allah SWT.

Syu'abul iman yang dikelompokkan dalam kategori lisan atau perkataan termanifestasi dalam 7 cabang keimanan sebagai berikut.

1. Membaca kalimat thayyibah (kalimat-kalimat yang baik).2. Membaca kitab suci Al-Qur'an.3. Belajar dan menuntut ilmu.4. Mengajarkan ilmu kepada orang lain.5. Berdoa.6. Zikir kepada Allah SWT termasuk istigfar.7. Menghindari bacaan yang sia-sia.